Mataram, Institut Agama Hindu Negeri Gde Pudja Mataram (IAHN) merayakan dies natalis ke-XXII mengusung tema “Vasudhaiva Kutumbakam”, pada Senin, 20 Pebruari 2023, di Rektorat Lantai III IAHN Gde Pudja Mataram Jalan Pancaka No.7 B Mataram.
Vasudhaiva Kutumbakam memiliki arti bahwa kita semua adalah bersaudara. Walaupun kita berbeda namun pada intinya kita adalah bersaudara.(Bhineka Tunggal Ika)
Dalam kesempatan yang sama Rektor IAHN Gde Pudja Mataram Dr. I Wayan Wirata, A.Ma., S.E., M.Si menyampaikan pesan melalui dies natalis ke XXII, IAHN Gde Pudja Mataram tertantang untuk lebih berinovasi, berbenah diri dan berkontribusi untuk membangun NTB dengan mencetak SDM yang Unggul, memiliki Karakter, dan menerapkan Moderasi Beragama.
Sebagai bentuk inovasi tersebut IAHN Gde Pudja Mataram memiliki Visi sebagai Pusat Kajian Hindu yang Unggul dan Berdaya Saing di Breending dengan Building Excellent Charkater akan menciptakan Inovasi-inovasi yang unggul, membangun riset/penelitian Serta SDM yang mampu bersaing di dunia kerja.
Rektor juga berpesan dalam mencapai visi misi tersebut harus tidak bertentangan dengan nilai-nilai Moderasi Beragama yang harus diterapkan pada Kementerian Agama RI.
Moderasi Beragama merupakan cara hidup untuk rukun, saling menghormati, menjaga dan bertoleransi tanpa harus menimbulkan konflik karena perbedaan yang ada. Sikap tersebut menunjukkan bahwa sebagai umat sangat berjiwa besar. Memposisikan diri pada sikap keterbukaan akan perbedaan akan memberikan ruang bagi berkembangnya nilai-nilai kehidupan yang harmonis. Agama Hindu dengan konsep ajarannya menuntun umat manusia untuk bisa menerima perbedaan sehingga toleransi dalam keberagaman dan unity in diversity dapat terwujud.
Kementerian Agama mencanangkan Tahun 2022 sebagai Tahun Toleransi. Adanya pencanangan ini dapat dipandang sebagai tanda kerinduan untuk membangun hidup bersama yang toleran serta menciptakan SDM yang unggul melalui jalan pengetahuan. Pengetahuan yang ditekankan yaitu pengetahuan Moderasi Beragama yang nantinya menjadi inisialitator dalam menciptakan kedamaian.’ Ucap I Wayan Wirata”
Diwaktu yang sama, Dirjen Bimas Hindu Kementerian Agama RI berkesempatan untuk memberikan orasi ilmiah pada Dies Natalis IAHN Gde Pudja Mataram
Orasi Ilmiah yg di bawakan dengan Tema DISKURSUS “PEREMPUAN”DALAM TEKS CERITA NI DIAH TANTRI menceritakan tentang Aspek “keperempuanan” dalam kajian ini jelas bagaimana peran, keteguhan hati, kemampuan komunikasi, penguasaan ilmu dan agama, pengetahuan dasar-dasar filosofis, kemampuan politik tata nagara, hukum, keindahan, etika dan sebagainya tersirat pada sosok Ni Dyah Tantri.”Ucap Prof Duija”.
Disamping itu juga Dengan modalitas budaya, dan semua potensi tersebut mampu memberi arah kebijakan pada sang raja tentang bagaimana menjadi seorang raja yang bijaksana. Ni Dyah Tantri sebuah cerminan merginalisasi perempuan oleh realitas social politik dan kekuasaan simbolik raja yang sedang berkuasa. “Tutur Prof Duija”.