Sebagai bentuk komitmen terhadap pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), Institut Agama Hindu Negeri (IAHN) Gde Pudja Mataram bersiap menggelar rangkaian kegiatan sosial, mulai dari pemeriksaan kesehatan Papsmear, donor darah, hingga pengobatan massal.Rencana kegiatan tersebut disampaikan dalam rapat koordinasi yang berlangsung di Ruang Senat IAHN Gde Pudja Mataram bersama Kepala Bidang Bimbingan Masyarakat Hindu, Penyelenggara Bimas Hindu Kota Mataram, tokoh Hindu, Pengurus Wanita Hindu Dharma Indonesia (WHDI) Kota Mataram, serta jajaran pejabat IAHN Gde Pudja Mataram.
Rektor Prof. Dr. Ir. I Wayan Wirata, A.Ma., S.E., M.Si., M.Pd., menyampaikan bahwa kegiatan ini tidak hanya menjadi bentuk pengabdian kepada masyarakat, tetapi juga bagian dari tanggung jawab perguruan tinggi dalam mendukung agenda pembangunan berkelanjutan.
Kami ingin menghadirkan program yang langsung menyentuh kebutuhan masyarakat. Pemeriksaan Papsmear, donor darah, dan pengobatan massal merupakan langkah nyata yang sekaligus mencerminkan nilai kepedulian dan kebersamaan yang diajarkan dalam ajaran Hindu, ujar Rektor.
Kegiatan ini akan melibatkan tenaga medis profesional serta didukung oleh berbagai pihak, termasuk organisasi kemasyarakatan Hindu dan instansi kesehatan terkait. Harapannya, program ini dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan sekaligus mempererat hubungan antara kampus dan masyarakat.
By:PM
Mataram, 19 Agustus 2025 Pusat Studi Gender Institut Agama Hindu Negeri (IAHN) Gde Pudja Mataram resmi membentuk Tim Satuan Tugas (Satgas) Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (PPKS) melalui kegiatan sosialisasi yang digelar di Aula Lantai 3 Kampus IAHN Gde Pudja Mataram.
Tim Satgas PPKS IAHN Gde Pudja Mataram hadir sebagai narasumber dalam kegiatan Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) dengan memberikan materi terkait definisi kekerasan seksual, bentuk-bentuk kekerasan seksual, faktor penyebab, dasar hukum, langkah-langkah pencegahan, mekanisme penanganan, hingga peran penting sivitas akademika dalam mencegah kekerasan seksual.
Rektor IAHN Gde Pudja Mataram, Prof. Dr. Ir. I Wayan Wirata, A.Ma.,S.E.,M.Si.,M.Pd., menegaskan komitmen kampus dalam upaya pencegahan kekerasan seksual. IAHN Gde Pudja Mataram tidak mentolerir segala bentuk kekerasan seksual. Pembentukan Satgas PPKS ini adalah wujud nyata komitmen kami untuk melindungi seluruh sivitas akademika dan memastikan kampus menjadi ruang yang aman, bermartabat, dan berintegritas, tegasnya.
Ketua Pusat Studi Gender IAHN Gde Pudja Mataram juga menyampaikan bahwa pembentukan Satgas ini merupakan tindak lanjut dari amanat peraturan pemerintah dan komitmen perguruan tinggi dalam memberikan perlindungan maksimal kepada mahasiswa. Satgas ini tidak hanya bertugas menangani kasus, tetapi juga mengedukasi, mendampingi, dan memastikan korban mendapatkan hak-haknya, ujarnya.
Melalui penyampaian materi pada PKKMB ini, Tim Satgas PPKS mengajak mahasiswa baru untuk memahami pentingnya pencegahan kekerasan seksual sejak dini di lingkungan kampus. Harapannya, pengetahuan yang diberikan dapat menjadi bekal dalam menciptakan budaya kampus yang aman, inklusif, dan menghargai nilai-nilai kemanusiaan.
Dengan adanya Satgas PPKS, IAHN Gde Pudja Mataram meneguhkan diri sebagai kampus yang berkomitmen pada nilai-nilai kemanusiaan, kesetaraan, dan keadilan. Seluruh unsur kampus didorong untuk aktif berperan dalam menciptakan suasana akademik yang aman, harmonis, dan berintegritas.
By: P26
Dosen dan mahasiswa Institut Agama Hindu Negeri (IAHN) Gde Pudja Mataram kembali mencatat prestasi membanggakan dengan lolos pada Program Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) Kompetitif Pengembangan Program Studi yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Hindu Tahun 2025.
Kegiatan ini resmi dibuka oleh Rektor IAHN Gde Pudja Mataram, Prof. Dr. Ir. I Wayan Wirata, A.Ma., S.E., M.Si., M.Pd., pada Rabu (13/8/2025) di Ruang Pertemuan Lantai 2 Rektorat. Dalam sambutannya, Rektor memberikan apresiasi kepada tim pelaksana yang telah berhasil meraih pendanaan kompetitif dari Ditjen Bimas Hindu dan berharap program ini mampu memberikan kontribusi nyata bagi pengembangan pendidikan budaya Hindu di daerah, khususnya di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).
Tim pelaksana kegiatan ini terdiri dari:
-Ni Komang Wiasti, S.Pd., M.Pd.H. (Ketua)-Made Sumari, S.Ag., M.Ag. (Anggota)-Dr. Ketut Supartha, S.Sn., M.Si. (Anggota)-Ni Made Ria Taurisia Armayani, S.Sn., M.Pd.H. (Anggota)-Cokorda Istri Ayu Intan Permata Sari (Anggota/Mahasiswa)-I Nyoman Swandy (Anggota/Mahasiswa)
Kegiatan ini melibatkan para guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) beragama Hindu dari wilayah Lombok dan Sumbawa sebagai peserta utama. Kehadiran mereka diharapkan menjadi jembatan dalam penguatan kualitas pendidikan sejak usia dini, khususnya pada lembaga pendidikan berbasis Hindu.
Selama dua hari pelaksanaan, kegiatan menghadirkan tujuh narasumber, yaitu:
-Hj. Heni Herawati, S.Pd., MM.-Ida Bagus Alit Arta Wiguna, M.Pd.-Prof. Dr. Ir. I Wayan Wirata, A.Ma., S.E., M.Si., M.Pd.-Made Sumari, S.Ag., M.Ag.-Ni Komang Wiasti, S.Pd., M.Pd.H.-Ni Made Ria Taurisia Armayani, S.Sn., M.Pd.H.-Dr. Ketut Supartha, S.Sn., M.Si.
Para peserta mendapatkan materi yang sangat relevan dan aplikatif dalam mendukung pembelajaran anak usia dini berbasis budaya Hindu. Materi mencakup strategi dan metode pembelajaran seni dan budaya yang berlandaskan pada nilai-nilai lokal dan spiritual, pengintegrasian kurikulum deep learning yang dikaitkan dengan nilai-nilai sad dharma, serta strategi pengelolaan PAUD berbasis Hindu yang adaptif dan kontekstual.
Lebih dari itu, para guru juga memperoleh pelatihan praktis seperti pengembangan seni tari anak-anak, pelatihan membuat upakara dan keterampilan mejaitan, serta teknik bercerita (story telling) berbasis cerita rakyat Hindu yang kaya akan pesan moral. Materi-materi ini diharapkan mampu memperkuat kapasitas guru PAUD dalam menciptakan suasana belajar yang kreatif, bernilai, dan membumi dalam konteks budaya Hindu lokal.
Dengan terlaksananya kegiatan ini, IAHN Gde Pudja Mataram terus menunjukkan komitmennya dalam memperkuat sinergi antara perguruan tinggi, pendidik, dan masyarakat guna meningkatkan mutu pendidikan Hindu di Indonesia, khususnya melalui pendidikan karakter sejak usia dini. By:PM (Tim Humas dan Protokol)
Mataram Three students from IAHN Gde Pudja Mataram made a proud achievement at the Festival Olahraga Masyarakat Nasional (FORNAS) VIII NTB 2025, securing third place in the Dance Sport category. The competition was held under the auspices of INORGA (National Sports Organization), specifically the Indonesian Dance Society Association (AMDI) of West Nusa Tenggara Province.
The winning team, consisting of Ni Made Widianti, Ni Made Mahadiwya Pradnya Paramita, and Ni Komang Putri Widiartini, competed in the Contemporary Nusantara Dance category. The event took place at the Bir Ali 2 Hall, Hajj Dormitory, on Thursday, July 31, 2025.
The three students represented different academic programs: Hindu Religious Arts and Culture, and Hindu Economic Management. Despite the intense competition from nine other provinces, their captivating performance titled "Mutiara di Lantai Dansa" (Pearl on the Dance Floor) earned them a well-deserved spot on the podium.
The choreography was crafted by Yani Timor Prajawati, with the musical composition by Tika Puspita Sari. Their performance not only reflected technical mastery but also embodied cultural richness and artistic expression, drawing enthusiastic appreciation from the judges and audience alike.
The Rector of IAHN Gde Pudja Mataram, along with faculty and fellow students, expressed their pride and appreciation for the students hard work and achievement. This success also reflects the institutes continuous support for student creativity and its commitment to integrating academic pursuits with cultural and spiritual expression.
Participation in FORNAS VIII NTB 2025 marks an important milestone for IAHN Mataram in strengthening its visibility in national-level cultural sports events. It is hoped that this accomplishment will inspire more students to explore their talents beyond the classroom and contribute to preserving and promoting Indonesias rich cultural heritage through innovative platforms. By DKS (Humas dan Protokol)
Mataram, 6 Agustus 2025 - Mahasiswa Institut Agama Hindu Negeri (IAHN) Gde Pudja Mataram raih prestasi pada Festival Olahraga Rekreasi Masyarakat Nasional (FORNAS) Tahun 2025 di Provinsi NTB. FORNAS ini dilaksanakan oleh Komite Olahraga Masyarakat Indonesia (KORMI).
Ketiga mahasiswa IAHN Gde Pudja Mataram tergabung dalam satu tim dan berhasil meraih prestasi Juara 3 - Bronze Medallist pada Kategori Kontemporer Nusantara, Asosiasi Masyarakat Dansa Indonesia (AMDI). Pegiat AMDI dari mahasiswa IAHN Gde Pudja Mataram antara lain Ni Made Dwi Widianti (Prodi S1 Manajemen), Ni Made Mahadiwya Pradnya Paramita (Prodi S1 Pendidikan Seni dan Budaya Keagamaan Hindu), dan Ni Komang Putri Widiartini (Prodi S1 Pendidikan Senni dan Budaya Keagamaan Hindu).
Aosiasi Masyarakat Dansa Indonesia (AMDI) bertujuan untuk mengambangkan dan melestarikan seni tari nusantara melalui organisasi yang lebih terstruktur. Mahadiwya selaku peserta merasa bangga karena dapat melestarikan budaya sekaligus berprestasi. Saya merasa bangga dan diberikan wadah melestarikan budaya tari nusantara, capaian ini akan saya gunakan sebagai motivasi menuju prestasi yang lebih baik, ujar Mahadiwya.
IAHN Gde Pudja Mataram turut berkomitmen dalam pelestarian seni dan budaya melalui wadah pendidikan. Rektor IAHN Gde Pudja Mataram, Prof. Dr. I Wayan Wirata, A.Ma., S.E., M.Si., M.Pd. memberikan apresiasi dan berpesan agar tidak pernah berhenti melestarikan budaya. Saya ucapkan selamat dan sukses, sekaligus apresiasi yang tinggi terhadap capaian tiga mahasiswa kita. Pesan saya, tetap semangat berbudaya, jangan sampai berhenti berbudaya agar seni tetap tumbuh dan budaya lestari, ujar Prof. Wirata.
By:A9
Mataram 5 Agustus 2025 - Dua seniman perempuan asal Nusa Tenggara Barat (NTB) sukses mencuri perhatian dalam cabang olahraga dansa pada ajang Festival Olahraga Rekreasi Masyarakat Nasional (Fornas) ke-VIII tahun 2025. Yani Timor Prajawati dan Tika Puspita Sari berhasil membawa pulang dua penghargaan bergengsi dalam kategori Kontemporer Nusantara yang digelar oleh Inorga (Induk Organisasi Olahraga) Olahraga Dansa.
Pertunjukan mereka yang berjudul "Mutiara di Lantai Dansa" menjadi magnet utama dalam kompetisi tersebut. Kolaborasi antara dua akademisi seni ini berhasil memukau juri dan penonton melalui eksplorasi gerak dan bunyi yang dalam serta menyentuh.
Yani Timor Prajawati, dosen di Program Studi Pendidikan Seni dan Budaya Keagamaan Hindu IAHN Gde Pudja Mataram, menerima penghargaan The Best Choreography. Sedangkan Tika Puspita Sari, dosen Karawitan di Fakultas Seni Pertunjukan ISI Surakarta, dianugerahi The Best Music Composition berkat karya musik pengiring yang menguatkan suasana dan makna tari.
Rektor Institut Agama Hindu Negeri Gde Pudja Mataram, Prof. Dr. Ir. I Wayan Wirata, A.Ma., SE.,M.Si., M.Pd. sangat mengapresiasi prestasi yang gemilang ini serta berharap tetap dipertahankan, ditingkatkan, dan dilestarikan. Festival Olahraga Rekreasi Masyarakat Nasional (Fornas) merupakan ajang untuk melestarikan potensi olahraga rekreasi masyarakat. Prestasi yang diraih ini perlu dipertahankan dan ditingkatkan, saya bersama seluruh sivitas akademika kampus mengucapkan selamat dan terus semangat berkarya, ujar Prof. Wirata.
Dalam pergelaran yang berlangsung di Aula Bir Ali 2, Mataram, pada 31 Juli 2025, keduanya mewakili Asosiasi Masyarakat Dansa Indonesia (AMDI) Provinsi NTB, bersaing dengan peserta dari sembilan provinsi lainnya.
Karya tari ini mengangkat tema tentang proses pembentukan keindahan melalui penderitaan, dengan simbol utama berupa Mutiara salah satu kekayaan alam khas Pulau Lombok. Gerakan tarinya menggambarkan luka pada kerang yang secara perlahan membentuk lapisan hingga menjadi permata. Beautiful is Pain menjadi benang merah dari karya ini, ujar Yani. Mutiara adalah wujud keindahan yang lahir dari kesabaran dan keteguhan hati.
Sementara itu, musik ciptaan Tika tidak hanya menjadi latar, tetapi menjadi elemen utama yang membangun atmosfer pementasan. Ia menghadirkan suara-suara alam seperti ombak, denting waktu, dan nuansa emosional yang mencerminkan dinamika batin. Saya merangkai musik ini layaknya pembentukan nacre di dalam kerang: perlahan, penuh tekanan, lalu menjadi indah, jelasnya.
Lebih dari sekadar penampilan, sinergi antara Yani dan Tika menjadi simbol pertemuan dua latar pendidikan seni dari NTB dan Jawa Tengah. Mereka menegaskan bahwa seni dapat menjadi ruang pertemuan lintas wilayah, budaya, dan pengalamanterutama dalam menyuarakan perspektif perempuan Indonesia masa kini.
By A9