background

BERITA

MENAG INGATKAN PIMPINAN SATKER: ERA MEDIA HARUS JADIKAN HUMAS GARDA DEPAN DALAM MEMBANGUN CITRA LEMBAGA


Image

Mataram: Menteri Agama Prof. Dr. K.H. Nasaruddin Umar, M.A. menegaskan pentingnya peran kehumasan dalam membangun citra lembaga di era media yang serba cepat dan terbuka. Pesan ini disampaikan Menag dalam acara Harmonisasi Program Kehumasan Kementerian Agama yang digelar di Bogor, Jawa Barat, Rabu (27/8/2025). 

Menurut Menag, ke depan citra lembaga akan menjadi salah satu tolok ukur penilaian kinerja pimpinan satuan kerja (satker). “Kalau lembaganya tidak punya gaung di publik, berarti humasnya lemah, pimpinannya juga lemah. Ini akan kami nilai. Jadi, jangan diam. Bangun citra lembaga lewat humas!” ujarnya.

Acara ini dihadiri jajaran pranata humas dan pelaksana humas Kemenag se-Indonesia, Staf Khusus Menteri Agama Ismail Cawidu, Staf Ahli Kemenag A.M. Adiyarto Sumarjono, serta Kepala Biro Humas dan Komunikasi Publik Thobib Al Asyhar.

Dalam arahannya, Prof. Nasaruddin Umar juga menyoroti minimnya publikasi terkait prestasi ASN Kemenag di berbagai daerah. Menurutnya, kisah inspiratif tidak boleh berhenti di internal lembaga, melainkan harus diangkat ke publik.

“ASN kita banyak yang berprestasi, tapi tidak muncul di media. Ini salah besar. Mestinya ada yang mempublikasikan. Cerita inspiratif harus diperbanyak, jangan disimpan sendiri,” jelasnya.

Menag menambahkan bahwa kekuatan humas bukan sekadar pada dokumentasi, tetapi pada narasi. “Humas itu harus punya kekuatan narasi. Narasikan apa yang difoto dan foto apa yang dinarasikan. Kalau narasinya menarik, media pasti ambil. Jadi jangan malas, harus kreatif!” tegasnya.

Staf Khusus Menag, Ismail Cawidu, menegaskan bahwa pekerjaan humas harus dijalani dengan semangat dan kesenangan. “Target kita dalam sebulan harus bisa leading di media, kuncinya ada di kreativitas dan ide,” katanya.

Ismail juga memperkenalkan rumus SOSTAC sebagai panduan kerja humas yang meliputi Situation Analysis, Objective, Strategy, Tactics, Action, dan Controlling. Rumus ini, katanya, penting agar kerja humas berjalan sistematis dan selaras dengan arah kebijakan organisasi.

“Action itu wajib. Humas jangan berhenti di tataran wacana, tapi harus berani melaksanakan. Dan controlling diperlukan agar semua langkah tidak hanya berjalan sesuai rencana, tetapi juga dievaluasi secara berkala,” ujarnya.

Lebih lanjut, Ismail menekankan tiga kunci utama yang harus dimiliki insan humas: keterampilan individu (menulis, memotret, membangun narasi, dan jejaring), permainan tim (soliditas kerja kolektif), serta stamina (semangat dan daya tahan menghadapi derasnya arus informasi).

Rektor IAHN Gde Pudja Mataram, Prof. Dr. Ir. I Wayan Wirata, A.Ma.,SE.,M.Si menyampaikan apresiasi yang tinggi dan tegak lurus atas arahan langsung Menteri Agama tersebut. Menurutnya, penguatan fungsi humas adalah langkah strategis dalam menjawab tantangan branding perguruan tinggi di era digital.

“ Saya juga telah menindaklanjuti amanah Menag dan mengapresiasi keberadaan Tim Humas IAHN Gde Pudja Mataram. Bahkan Humas telah  berinovasi dan berkolaborasi yang ditunjukkan oleh Tim Humas Protokol dan Tim Website dalam mengelola website lembaga," ujar Rektor. "Kerja sama yang solid ini telah menghasilkan website yang lebih informatif, edukatif, inspiratif, menarik, serta akuntabel bagi publik." ungkapnya. Konsep edukatif, inspiratif dan menarik dalam pengelolaan web menurutnya merupakan pilar penting untuk menciptakan platform yang tidak hanya informatif tetapi juga memotivasi publik untuk terus belajar dan terlibat.

Rektor menjelaskan bahwa Humas dan website merupakan salah satu media penting untuk membangun reputasi dan branding kampus. " bila dikelola dengan baik tidak hanya memberikan citra positif bagi IAHN Gde Pudja Mataram di mata masyarakat, tetapi juga berfungsi sebagai sarana edukatif dan inspiratif yang dapat memotivasi ASN dan mahasiswa lebih semangat untuk berprestasi “. ungkapnya.

Sumber: Humas Kementerian Agama RI

By: P26

Bagikan berita: