M A T A R A M ---Pusat Studi Gender Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri (STAHN) Gde Pudja Mataram menggelar seminar dengan tema peran perempuan dalam membangun peradaban bangsa. Seminar itu digelar di kampus STAHN Gde Pudja Mataram, Selasa (30/4).
Seminar itu menghadirkan Wakil Gubernur NTB, Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah, yang diwakili oleh Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) NTB, Drs. H. Imhal, M.Pd.
Ketu Panitia Seminar, Made Sumari, S.Ag., M.Ag., dalam laporannya mengatakan seminar ini mengusung tema peran perempuan dalam membangun peradaban bangsa. Panitia dalam seminar ini sebanyak sembilan orang. Kepala DP3AP2KB NTB, H. Imhal membawakan materi berjudul peran perempuan dalam membangun ketahanan keluarga.
Sementara itu, Wakil Ketua I STAHN Gde Pudja Mataram, Dewi Rahayu Aryaningsih, S.Ag., M.Ag., dalam sambutannya mengatakan bahwa perempuan atau wanita harus berperan dalam peradaban bangsa. “Kalau dalam Hindu, wanita tidak dihormati, upacara suci tidak berguna. Paling tidak sesungguhnya di Agama Hindu, wanita luar biasa, ketika lahir sebagai perempuan, sudah dari lahir dididik jadi seorang guru,” ujarnya
Dewi Rahayu menekankan, bahwa wanita harus berpengetahuan. Dalam Hindu, menekankan wanita harus menempuh pendidikan. “Tema (seminar) ini sangat bagus untuk kita elukan bahwa wanita memiliki peranan penting dalam membangun peradaban bangsa,” jelasnya.
Kepala DP3AP2KB NTB, H. Imhal pada awal pemaparannya menyampaikan tentang visi dan misi NTB. Ia juga mengatakan, penduduk perempuan di NTB sebanyak 51 persen. Salah satu program prioritas di NTB adalah akselerasi peran perempuan dalam pembangunan, baik kesehatan, pendidikan, dan lainnya. Ia juga menyampaikan data Indeks Pembangunan Gender (IPG) di NTB. “Perlu kita terus berupaya agar peran perempuan ditingkatkan,” katanya.
Berbagai hal yang dilakukan antara lain dalam bidang pendidikan, anak-anak harus masuk PAUD. Beberapa program lainnya untuk meningkatkan kualitas perempuan yaitu pihaknnya melakukan advokasi ke seluruh dinas dan badan. “Agar semua kegiatan harus responsif gender,” ujar Imhal.
Program lainnya yang dialakukan yaitu program peningkatan dan peran serta kesetaraan gender dalam pembangunan. Pembangunan ketahanan keluarga. Imhal juga menyampaikan pihaknya berupaya agar terjadi percepatan kabupaten/kota layak anak.
“Juga dilaukan program perlindungan perempuan dari kekerasan dan pendewasaan usia perkawinan. Terkait ketahanan keluarga bagaimana supaya keluarga kita tangguh, kuat dari segi kuat pendidikan, kesehatan, ekonomi, sisi psikologis,