background

BERITA

RAYAKAN HUT KE-XIV, UKM UPAKARA IAHN GDE PUDJA MATARAM GELAR WORKSHOP PEMBUATAN BANTEN OTONAN


Image

Mataram - 2 November 2024. UKM Upakara IAHN Gde Pudja Mataram menggelar workshop pada Minggu pagi tadi bertema “Meningkatkan Pemahaman Pembuatan Banten Otonan Sederhana Sesuai Sastra Hindu”. Acara ini menjadi bagian dari perayaan HUT ke-XIV UKM Upakara, dilaksanakan di Gedung Rektorat Lantai III IAHN Gde Pudja Mataram. Workshop ini dihadiri oleh 80 peserta yang terdiri dari mahasiswa IAHN Gde Pudja Mataram, perwakilan organisasi kerohanian Hindu dari SMA/SMK se-Kota Mataram, organisasi Hindu seperti WHDI, dan masyarakat umum.

Acara dibuka secara resmi oleh Wakil Rektor I Bidang Akademik, Kemahasiswaan, Kelembagaan dan Kerjasama, Dr.Drs. I Wayan Sumertha, M.Ag. Dalam sambutannya, Wakil Rektor I menekankan pentingnya pelaksanaan upakara otonan yang lebih dari sekadar perayaan ulang tahun. Ia menyatakan bahwa otonan berfungsi sebagai ungkapan rasa syukur dan sebagai upaya untuk menetralisir pengaruh buruk, baik dari diri sendiri maupun dari lingkungan. Melalui workshop ini, diharapkan masyarakat dapat memahami dan mampu membuat banten otonan secara sederhana di rumah masing-masing.

Dua narasumber yang mengisi workshop adalah dosen IAHN Gde Pudja Mataram, Dr. Desak Putu Saridewi, S.S., M.Pd.H. dan Ni Nengah Sudarsini, M.Pd. Kegiatan ini terbagi menjadi dua sesi. Sesi pertama berisi penyampaian materi oleh kedua narasumber. Dr. Desak Saridewi menjelaskan bahwa banten otonan yang akan dibuat terdiri dari Banten Peras, dapetan, sodaan, sayut, dan bayuan, yang semuanya merupakan bagian dari Banten Otonan Tumpeng Telu. Setiap jenis banten memiliki tujuan dan makna yang mendalam, yang perlu dipahami oleh umat.

Sementara itu, Ni Nengah Sudarsini, M.Pd., yang juga merupakan pembina UKM Upakara, menekankan pentingnya memahami konsep dan makna otonan. Ia menegaskan bahwa otonan tidak hanya dilaksanakan saat anak-anak (tiga oton) tetapi juga sampai dewasa dan bahkan hingga akhir hayat, sesuai dengan yang tercantum dalam Lontar Kanda Pat Rare.

Sesi kedua adalah praktik pembuatan banten otonan. Seluruh peserta telah membawa perlengkapan masing-masing dan dibagi menjadi 12 kelompok. Setiap kelompok dipandu oleh narasumber dan didampingi oleh mahasiswa/i UKM Upakara. Workshop ini tidak hanya memberikan pengetahuan teoritis, tetapi juga pengalaman praktis yang memperkaya pemahaman peserta tentang banten otonan dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Melalui kegiatan ini, diharapkan para peserta dapat menerapkan pengetahuan yang diperoleh dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam melaksanakan tradisi Hindu. By PM (Tim Humas dan Protokol)

Bagikan berita: