Mataram, 29 Oktober 2024 — Sekretaris Jenderal Kementerian Agama , Prof. Dr. Muhammad Ali Ramdhani, S.TP., M.T., menekankan pentingnya transformasi pendidikan tinggi dalam upaya mendukung perkembangan Indonesia di masa depan. Hal ini disampaikan dalam Rapat Pimpinan (Rapim) Institut Agama Hindu Negeri (IAHN) Gde Pudja Mataram.
Rapat ini dihadiri oleh seluruh pejabat di lingkungan IAHN Gde Pudja Mataram dan dibuka secara resmi oleh Rektor IAHN Gde Pudja Mataram, Prof. Dr. Ir. I Wayan Wirata, A.Ma., S.E., M.Si., M.Pd., di Hotel Jayakarta, Lombok. Dalam sambutan pembukaannya, Rektor menekankan pentingnya memperkuat tata kelola institusi sebagai bagian dari upaya mencapai visi dan misi yang lebih baik. "Pengelolaan yang kuat dan terarah adalah fondasi bagi kemajuan institusi," ujar Prof. Wayan Wirata.
Pengembangan Kompetensi dan Akses Pendidikan yang Setara
Sementara itu dalam paparannya, Sekjen Kemenag Prof. Ramdhani menggarisbawahi bahwa pengembangan kompetensi sumber daya manusia yang komprehensif harus menjadi fokus utama dalam transformasi pendidikan tinggi. Menurutnya, tantangan masa depan menuntut adanya alumni yang tidak hanya menguasai bidang ilmu, tetapi juga mampu beradaptasi dengan perubahan dan memiliki keterampilan teknologi, pemecahan masalah, serta pengorganisasian diri.
Sekjen juga menyoroti pentingnya kesetaraan akses terhadap pendidikan berkualitas. “Pendidikan adalah hak setiap warga negara. Kita harus memastikan bahwa setiap individu, tanpa terkecuali, memiliki akses yang sama terhadap pendidikan, termasuk mereka yang memiliki keterbatasan ekonomi maupun fisik,” ujarnya.
Dalam konteks transformasi IAHN Gde Pudja Mataram, Prof. Ramdhani mendorong untuk percepatan proses peralihan menuju universitas, sebuah langkah yang diharapkan dapat meningkatkan daya saing dan kualitas pendidikan yang ditawarkan. Selain itu, beliau juga mengajak IAHN untuk meninjau dan memperbarui kurikulum agar lebih relevan dengan kebutuhan pasar kerja di masa depan. Kurikulum yang terbarukan harus memasukkan elemen-elemen Pendidikan 4.0, seperti pembelajaran berbasis proyek dan pendekatan kolaboratif.
Penguatan dari Dirjen Bimas Hindu Kemenag RI
Salah satu poin utama dalam rapim ini adalah arahan dari Dirjen Bimas Hindu Kementerian Agama Republik Indonesia, Prof. Dr. Drs. I Nengah Duija, M.Si., yang turut memberikan penguatan dan menutup acara tersebut. Dalam sambutannya, Dirjen Bimas Hindu menekankan pentingnya revisi kurikulum di IAHN Gde Pudja Mataram. Menurutnya, kurikulum yang diterapkan saat ini masih bersifat segmental dan belum sepenuhnya mencerminkan nilai-nilai kebangsaan yang “mengindonesia.”
“Kurikulum perlu mencerminkan perspektif global untuk menjawab tantangan zaman yang semakin kompleks,” ujar Prof. I Nengah Duija. Ia menggarisbawahi bahwa seluruh instansi pendidikan di Indonesia akan segera beralih menggunakan platform digital terintegrasi. Transformasi digital ini akan memungkinkan dosen melakukan interaksi akademik secara langsung melalui perangkat mobile, seperti ponsel pintar. Dengan adanya sistem ini, kualitas pengajaran diharapkan akan meningkat dan proses akademik menjadi lebih efisien.
Kualitas dan Relevansi Pendidikan Tinggi
Sekjen Kemenag lebih lanjut menegaskan perlunya peningkatan standar kualitas di lembaga-lembaga pendidikan tinggi. Standar ini, menurutnya, harus berpedoman pada regulasi nasional serta dukungan dari badan-badan sertifikasi profesional. “Kualitas pendidikan tinggi sangat penting agar lulusan dapat bersaing di pasar global dan memberikan kontribusi signifikan bagi kemajuan bangsa,” tambahnya.
Selain kualitas, relevansi pendidikan juga menjadi perhatian utama. Transformasi pendidikan tinggi harus diarahkan pada pengembangan kurikulum dan sistem pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan dunia kerja. Hal ini mencakup penerapan metodologi penelitian yang lebih baik dan pengembangan kemampuan berpikir kritis para dosen dan mahasiswa.
Merangkul Perubahan dan Inovasi
Sekjen Kemenag juga menekankan pentingnya lembaga pendidikan tinggi untuk responsif terhadap perubahan. Sekjen memberikan contoh penurunan Nokia sebagai pelajaran penting bagi lembaga pendidikan agar tidak stagnan. “Pergeseran dari model pembelajaran hafalan menuju pendekatan kolaboratif dan interaktif harus diadopsi oleh seluruh institusi pendidikan. Pendidikan tinggi tidak hanya harus relevan dengan zaman, tetapi juga harus adaptif terhadap inovasi yang terus berkembang,” jelasnya.
Di akhir paparannya, Sekjen mengajak seluruh pimpinan di IAHN Gde Pudja Mataram untuk berkomitmen pada transformasi dan terus maju demi keunggulan institusi mereka. Rektor IAHN Gde Pudja Mataram pun menyambut baik arahan tersebut, dan bertekad untuk melakukan perubahan signifikan dalam sistem dan proses pembelajaran di kampus yang dipimpinnya. By PM (Humas dan Protokol)