background

RILIS BERITA

Berita Utama


Berita Terbaru

Image
Sabtu, 09 November 2019
Seminar Prodi Pendidikan Seni dan Budaya Keagamaan Hindu

Program Studi (Prodi) Pendidikan Seni dan Budaya Keagamaan Hindu Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri (STAHN) Gde Pudja Mataram menggelar seminar dengan tema Seni dan Budaya Keagamaan sebagai Pondasi Membangun Pendidikan Karakter Berbasis Kearifan Lokal. Kegiatan itu dilaksanakan di gedung Rektorat STAHN Gde Pudja Mataram, Jalan Pancaka No. 7 B Mataram. Rabu (03/7). Ketua Panitia Seminar Prodi Pendidikan Seni dan Budaya Keagamaan Hindu STAHN Gde Pudja Mataram, Ida Bagus Made Arjana, S.Ag., M.Pd., dalam laporannya mengatakan adapun maksud dan tujuan prodi seni mengangkat tema tersebut adalah untuk mengemban motto dari STAHN Gde Pudja Mataram yaitu Building Excellent Charakter, untuk mewujudkan pembangunan tersebut tentunya banyak hal harus dilakukan antara lain membangun dan menumbuhkan karakter keilmuan. Karakter ini sangat ditentukan oleh keingintahuan (kuriositas) intelektual. Penanaman logika ilmiah yang berkesinambungan menjadi langkah yang penting untuk dilakukan, dari sinilah akan muncul kreativitas, inovasi dan Produktivitas civitas akademika yang sangat menentukan kualitas dan daya saing lulusan lembaga. Jumlah peserta dalam seminar ini 100 orang terdiri dari panitia dan dosen prodi seni, mahasiswa S1 dan S2, para alumni, praktisi seni, para ketua sanggar seni sekota mataram, perwakian PHDI dan WHDI, dan perwakilan dinas pariwisata kota mataram, katanya. Seminar ini menghadirkan dua narasumber, yaitu Prof. Dr. Y. Sumandiyo Hadi, SST.,SU., yang membawakan materi berjudul Inkulturasi (kearifan lokal) Seni Dalam Ritual Agama Sebagai Pendidikan Karakter Bangsa. Narasumber lainnya, Dr. Ni Luh Sustiawati, M.Pd, membawakan materi berjudul Pembelajaran Seni Ritual Yang Berorientasi Pada Kearifan Lokal Untuk Memperkuat Karakter Bangsa. Ketua STAHN Gde Pudja Mataram,Dr. I Nyoman Wijana, S.Sos.,M.Si.,M.Pd., dalam sambutannya mengatakan,seni merupakansegala sesuatu yang diciptakan oleh manusia yang mengandung unsur keindahan dan mampu membangkitkan perasaan dirinya sendiri maupun orang lain dimana Seni bersifat universal, artinya seni tidak mengenal batasan waktu, bangsa, bahasa. Dengan dilaksanakan seminar ini diharapkan prodi Pendidikan Seni dan Kebudayaan Hindu mendapatkan informasi tentang pengetahuan tentang seni, bagaimana bisa berkerjasama (melakukan MOU) dengan lembaga lain dan melakukan kajian yang dimuat dalam Gandharwa Weda.

Image
Kamis, 31 Oktober 2019
Workshop Penyusunan Dokumen SPMI

Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri (STAHN) Gde Pudja Mataram menggelar workshop penyusunan dokumen Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI). Diikuti oleh dosen, pegawai, dan perwakilan mahasiswa STAHN Gde Pudja Mataram. Kegiatan itu dilaksanakan di Hotel Jayakarta, Senggigi, pada Kamis (20/6). Ketua Panitia Workshop, Ni Nyoman Satya Widari, S.P., M.Si., dalam laporannya mengatakan, workshop penyusunan dokumen SPMI bertujuan untuk menyusun dokumen mutu yang operasional dan terukur demi terlaksananya kegiatan sistem penjaminan mutu pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat oleh Unit P2M. Workshop penyusunan dokumen SPMI merupakan langkah strategis yang akan memacu kinerja unit pelaksana akademik dan unit kerja non akademik dalam mendukung pelaksanan tri dharma STAHN Gde Pudja Mataram, yang digerakkan oleh adanya kesadaran dan tanggung jawab dalam perilaku organisasi menuju budaya mutu, jelas Nyoman Satya Widari. Sasaran dari workshop itu adalah terwujudnya satu paket pedoman atau dokumen. Meliputi penetapan standar pelaksanaan, pengawasan dan pengendalian mutu beserta formulir SPMI untuk mendukung implementasi sistem penjaminan mutu yang sesuai dengan harapan, sehingga menjadikan seluruh proses dalam melaksanakan misi STAHN Gde Pudja menjadi terukur dan dapat dipertanggungjawabkan. Kegiatan Workshop ini menghadirkan Narasumber Prof. Dr. Nyoman Sadra Dharmawan, MS., dengan materi kebijakan SPM Dikti dan SPMI, sinkronisasai SPMI dan SPME (IAPT 3.0 dan IAPS 4.0) serta pelaksanaan monitoring dan evaluasi SPMI di PT. Narasumber lainnya yaitu Dr. I Nyoman Utari Vipriyanti, M.Si., dengan materi dokumen SPMI berupa kebijakan dan manual mutu serta dokumen SPMI berupa standar dan formulir. Ketua STAHN Gde Pudja Mataram,Dr. I Nyoman Wijana, S.Sos.,M.Si.,M.Pd., menjelaskan, tujuan dari workshop itu untuk menindaklanjuti dokumen-dokumen yang sudah dihasilkan tahun lalu. Untuk bisa ditindaklanjuti atau diterapkan harus ada instrumennya berupa beberapa formulir yang harus dihasilkan melalui workshop. Melalui formulir tersebut, kita implementasikan bagaimana model penjaminan mutu di STAHN Gde Pudja Mataram untuk menghasilkan mutu lulusan, karena implementasinya, penjaminan mutu dari hulu sampai hilir, mulai dari perekrutan, proses, sampai lulusan, untuk menghasilkan lulusan yang bermutu agar sanggup mengisi peluang kerja di masyarakat, jelas Nyoman Wijana. Ketika lulusan bermutu dan sesuai dengan pasar kerja, di mana pasar kerja menginginkan sumber daya manusia yang bermutu, maka akan memberi timbal balik orang berminat bersekolah.

Image
Senin, 28 Oktober 2019
Seminar Prodi Filsafat Agama Hindu

MATARAM-Program Studi (Prodi) Filsafat Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri (STAHN) Gde Pudja Mataram menggelar seminar dengan temaRevitalisasi Filsafat di Era Disrupsi Peradaban. Kegiatan ini dilaksanakan di gedung Rektorat STAHN Gde Pudja Mataram Jalan Pancaka No. 7 Mataram Selasa (25/6). Ketua Panitia Seminar Prodi Filsafat Agama Hindu STAHN Gde Pudja Mataram, I Gusti Komang Kembarawan, S.Ag.,M.Ag. dalam laporannya mengatakan maksud dan tujuan dari kegiatan seminar ini adalah (1). Melalui seminar ini diharapkan tercetus ide-ide dalam revitalisasi filsafat di era disrupsi peradaban baik ditinjau dari segi filsafat Agama Hindu maupun dari segi filsafat murni, (2) Menjalankan Tri Dharma Perguruan Tinggi salah satunya dibidang pendidikan dan pengajaran, (3) Meningkatkan gairah para dosen untuk menulis (Literasi) baik menulis buku, jurnal, artikel maupun karya ilmiah. Seminar ini diikuti oleh 91 orang terdiri dari 18 dosen, Pejabat fungsional/struktural dan kepala laboratorium 26 orang, Dharma wanita 3 orang, alumni 4 orang, Mahasiswa prodi S2 6 orang, mahasiswa S1 26 orang, HMJ 4 orang, WHDI 3 orang dan pandita 1 orang. Seminar ini menghadirkan dua narasumber, yaitu Dr. Argom Kuswanjono dari Fakultas Filsafat UGM Yogyakarta dan Tiwi Etika, Ph.D dari Institut Hindu Negeri TP_Palangkaraya. Ketua STAHN Gde Pudja Mataram,Dr. I Nyoman Wijana, S.Sos.,M.Si.,M.Pd., dalam sambutannya mengatakan,era disrupsi merupakan era banyak perubahan yang memiliki dampak signifikan mulai terganggu, hingga punah, namun juga banyak yang terbantu dengan adanya perubahan atau inovasi. Disrupsi dipandang sebagai era semua orang berlomba untuk menciptakan inovasi, siapa yang tidak berani berinovasi dan mengikuti zaman, kelak akan tertinggal. Dunia hari ini sedang menghadapi fenomena disruption (disrupsi), situasi di mana pergerakan dunia industri atau persaingan kerja tidak lagi linear. Perubahannya sangat cepat, fundamental dengan mengacak-acak pola tatanan lama untuk menciptakan tatanan baru. Disrupsi menginisiasi lahirnya model bisnis baru dengan strategi lebih inovatif dan disruptif. Cakupan perubahannya luas mulai dari dunia bisnis, perbankan, transportasi, sosial masyarakat, hingga pendidikan. Era ini akan menuntut kita untuk berubah atau punah. Jelas I Nyoman Wijana.

Image
Selasa, 15 Oktober 2019
Workshop Pedoman Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

STAHN Gde Pudja Mataram Gelar Workshop Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri (STAHN) Gde Pudja Mataram menggelar workshop penelitian dan pengabdian masyarakat, bertempat di Hotel Santika, Mataram, pada Sabtu (13/4) dan Minggu (14/4) lalu. Dari workshop itu akan dihasilkan pedoman tentang penelitian dan pengabdian masyarakat. Workshop itu mengusung tema peningkatankualitas penelitian dan pengabdian masyarakat. Ketua Panitia Workshop, Drs. I Ketut Sumada, M.Ag., dalam laporannya mengatakan, maksud dari kegiatan itu yaitu agar dapat memberdayakan para dosen untuk menggali ilmu yang lebih di masyarakat dan mampu mengimplementasikan ilmunya dan menemukan fenomena-fenomena di lapangan. Kemudian diteliti sehingga menuju kepada profesionalisme, Selain itu, workshop itu juga dimaksudkan agar dosen di lembaga yang sama dapat menciptakan komunikasi yang lebih efektif, terutama langsung kepada pemecahan praktis suatu kegiatan di lingkungan. Juga untuk memperoleh pedoman yang dapat memudahkan para dosen dalam membuat racangan dan laporan hasil penelitian beserta pengabdian pada masyarakat, jelas I Ketut Sumada. Sementara itu, tujuan kegiatan itu untuk meningkatkan gairah akademis dosen, khususnya dalam dunia penelitian dan pengabdian pada masyarakat. Juga untuk meningkatkan pemahaman dan kemampuan peserta workshop dalam merancang proposal penelitian yang kompetitif dan profesional. Selain itu memberikan pengetahuan dan pemahaman mengenai karakteristik, ragam, dan jenis penelitian dan pengabdian pada masyarakat, ujar I Ketut Sumada. Peserta workshop terdiri dari seluruh dosen STAHN Gde Pudja Mataram yang aktif berjumlah 49 orang, pejabat struktural sebanyak delapan orang, dan mahasiswa sebanyak tujuh orang. Dalam workshop itu menghadirkan narasumber yaitu Prof. Dr. Ida Ayu Gde Yadnyawati dari UNHI Denpasar yang menyampaikan materi tentang arah dan strategi peningkatan kualitas penelitian dosen. Selain itu, hadir juga Prof. Dr. I Gede Astra Wisnawa, M.Si., dari Undiksha Singaraja, yang membawakan materi tentang peningkatan kualitas penelitian di perguruan tinggi melalui peningkatan kapasitas peneliti. Ketua STAHN Gde Pudja Mataram, Dr.I Nyoman Wijana, S.Sos.,M.Si.,M.Pd., dalam sambutannya mengatakan, sesuai dengan arahan Kemenristekdikti bahwa menekankan peningkatan mutu pendidikan melalui penelitian. Dari penelitian itu dituntut luaran dari hasil penelitian. Luaran yang diamanatkan paling tidak jurnal terakreditas nasional dan jurnal internasional bereputasi, ujarnya. Selain itu, I Nyoman Wijana meminta agar model pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan oleh STAHN Gde Pudja Mataram bisa diperbarui.Ke depan dalam proses tri dharma yang dinilai proses dan luaran,. Di akhir workshop dilakukan diskusi kelompok untuk membahas draft pedoman penelitian dan pedoman pengabdian. Dilanjutkan dengan presentasi masing-masing kelompok.

Image
Senin, 07 Oktober 2019
Seminar Prodi Hukum Agama Hindu STAHN Gde Pudja Mataram

Program Studi (Prodi) Hukum Agama Hindu, Jurusan Dharma Sastra STAHN Gde Pudja Mataram menggelar seminar dengan tema Penguatan Kompetensi Program Studi Hukum Agama Hindu Melalui Pembentukan Badan Konsultasi Bantuan Hukum. Kegiatan itu dilaksanakan di kampus STAHN Gde Pudja Mataram, Kamis (27/6). Ketua Panitia Seminar Prodi Hukum Agama Hindu, I Gusti Ayu Aditi, SH., MH., dalam laporannya menyampaikan bahwa yang melatarbelakangi seminar itu yakni akses untuk memperolah keadilan semakin dibutuhkan masyarakat. Juga untuk memberikan pendampingan kepada masyarakat Hindu yang tidak mampu seiring biaya perkara di pengadilan yang cukup tinggi. Gagasan ini muncul karena banyaknya permintaan terhadap dosen program studi hukum agama Hindu sebagai saksi ahli yang berkaitan dengan masalah hukum adat dan hukum Hindu, katanya. Gusti Ayu Aditi mengatakan, melihat situasi sulit dan kompleks yang dihadapi warga masyarakat Hindu di NTB tersebut, dengan didukung oleh beberapa dosen menggagas berdirinya sebuah lembaga yang memiliki komitmen dan kepedulian. Lembaga yang dimaksud ini kemudian akan dikenal dengan nama BKBHH. Seminar itu menghadirkan dua narasumber yaitu Prof. Dr. Sulistyowati Irianto, M.A., dari Fakultas Hukum Universitas Indonesia (UI), dan L.M. Hayyanul Haq, SH., LLM., Ph.D., dari Fakultas Hukum Universitas Mataram (Unram). Peserta seminar sebanyak 92 peserta yang terdiri dari dosen, pegawai, alumni, mahasiswa, unsur praktisi, dan pengurus PHDI kecamatan se-Kota Mataram. Ketua STAHN Gde Pudja Mataram,Dr. I Nyoman Wijana, S.Sos., M.Si., M.Pd., dalam sambutannya mengajak peserta untuk membuat diskursus tentang Prodi Hukum Agama Hindu. Terutama berkaitan dengan konsep integrasi yang merupakan suatu bentuk komunikasi baik secara lisan maupun tertulis yang memiliki satu kesatuan yang utuh.Prof. Dr. Sulistyowati Iriantodengan materi Pendidikan Tinggi Hukum Masa Depan dan Klinik Hukum menyampaikan tuntutan masyarakat bahwa sekolah hukum melahirkan profesi hukum dengan pengetahuan dasar dan keterampilan hukum yang kuat, sekaligus mampu membangun budaya berkeadilan. Juga menegakkanrule of law, tanpa meninggalkan keadilan masyarakat. Apakah kurikulum kita siap? Peluang mahasiswa untuk mengambil kuliah pilihan sangat minim, padahal saat ini ada banyak persoalan kemanusiaan dan kemasyarakatan yang membutuhkan ilmu hukum, katanya. Sulistyowati juga menekankan perguruan tinggi harus terbebas dari kepentingan kekuasaan dan uang. Fungsi yang khusus untuk reproduksi pengetahuan.