background

RILIS BERITA

Berita Utama


Berita Terbaru

Image
Rabu, 24 September 2025
NATIONAL SEMINAR AT IAHN GDE PUDJA MATARAM EXPLORES THE ROLE OF REGIONAL, CULTURE, AND LAW IN TRADITIONAL AND MODERN SOCIETY

Mataram, Monday (September 22, 2025) The Department of Dharma Sastra, Faculty of Dharma Duta, Brahmawidya, and Dharma Sastra at IAHN Gde Pudja Mataram held a prestigious National Seminar on the 3rd Floor of the Rectorate Building. The seminar, attended by 150 participants, brought together a diverse audience of university officials, leaders of Hindu organizations in West Nusa Tenggara, religious scholars, community figures, and students from both IAHN Gde Pudja Mataram and other universities. The seminar carried the compelling theme Religion, Culture, and Law as Norms in Traditional and Modern Society. The event presented an intellectual forum for reflection and dialogue on how values drawn from religion, enriched by culture, and strengthened by law, remain essential in guiding society through rapid changes in the modern era. The keynote speaker, Dr. Drs. I Nyoman Murba Widana, M.Ag., delivered an inspiring address that highlighted the interconnectedness of spiritual wisdom and societal norms. He was joined by two other distinguished speakers: Dr. Dindin Nasrudin, M.Pd., MM. from UIN Sunan Gunung Djati Bandung, West Java, and I Nyoman Sumantri, S.H., M.Ag., each contributing unique perspectives from the fields of education, law, and Hindu philosophy. The program commenced with a report by I Gusti Ayu Agung Andriani, S.H., M.H., Chair of the Organizing Committee. She underlined that the seminar was a grassroots initiative jointly driven by lecturers and students of the Dharma Sastra Department, with financial support entirely derived from their collective contributions and sponsorships. This seminar reflects our shared commitment to advancing academic dialogue that bridges theory and practice, tradition and modernity, she affirmed. In his welcoming remarks, Dr. Putu Somiartha, S.E., M.Si., Dean of the Faculty of Dharma Duta, Brahmawidya, and Dharma Sastra, applauded the dedication of the committee and emphasized the timeliness of the theme. Religion, culture, and law are not merely abstract concepts, but living forces that guide the moral compass of society. Todays dialogue is crucial in navigating the challenges of modern life without losing touch with our roots, he stated. The seminar was officially opened by Prof. Dr. Ir. I Wayan Wirata, A.Ma., S.E., M.Si., M.Pd., Rector of IAHN Gde Pudja Mataram. In his keynote address, he conveyed profound appreciation for the collaborative efforts behind the event and underscored the importance of integrating religion and law in daily life. Religion should serve as our collective doctrine, while law provides the framework of rules we must uphold. In Hinduism, texts such as the Dharma Sastra, ethical scriptures, and Atmanastuti remain timeless guides that harmonize spiritual values with legal norms, he said. The Rector further expressed his hope that the presentations would deepen participants understanding and inspire them to apply the knowledge in their personal lives and wider communities. His remarks set a reflective tone for the seminar, urging participants to view religion, culture, and law not as separate domains but as interwoven threads sustaining social harmony. The opening session concluded with a group photo capturing the unity of scholars, leaders, and students in their shared pursuit of knowledge. The seminar then continued into its core sessions, marked by vibrant discussions and thoughtful exchanges between speakers and participants. Beyond the academic discussions, the seminar also served as a platform for strengthening networks among scholars, religious leaders, and students. Many participants expressed that such forums are essential for fostering collaboration across disciplines, enabling religion, law, and culture to be discussed not only in theory but also in relation to real-world challenges faced by communities today. The event concluded with high appreciation from both speakers and participants. Attendees noted that the seminar not only broadened their perspectives but also inspired them to take part in preserving cultural values while adapting to modern societal dynamics. With its success, the Department of Dharma Sastra aims to make the National Seminar an ongoing agenda that continuously contributes to intellectual growth and community development. By: DKS

Image
Rabu, 24 September 2025
KOLABORASI FAKULTAS DHARMA ACARYA IAHN GDE PUDJA MATARAM DENGAN KEMENHAM NTT WILAYAH KERJA NTB GELAR SEMINAR PENGUATAN KAPASITAS HAM DI KAMPUS

Mataram 24 September 2025Fakultas Dharma Acarya IAHN Gde Pudja Mataram berkolaborasi dengan Kementerian Hak Asasi Manusia (Kemenham) Nusa Tenggara Timur (NTT) Wilayah Kerja Nusa Tenggara Barat (NTB) gelar Seminar Penguatan Kapasitas HAM bagi Masyarakat dengan tema Kebebasan Berekspresi dan Demokrasi di Kampus. Acara ini berlangsung pada Rabu (24/9/2025) pukul 08.00 Wita di Aula Lantai III Gedung Rektorat IAHN Gde Pudja Mataram. Kegiatan diikuti oleh dosen, mahasiswa, serta dihadiri oleh Wakil Direktur Pascasarjana, Kepala LPPM, Kabag Umum dan Layanan Akademik, serta sejumlah pejabat struktural lainnya di lingkungan kampus. Kegiatan ini dibuka oleh Wakil Rektor Bidang Akademik Kemahasiswaan, Kelembagaan dan Kerjasama IAHN Gde Pudja Mataram, Dr. Joko Prayitno, S.Ag., S.T., M.Pd.H. Ketua panitia M. Taufiq Hidayat, S.H. dalam laporannya menekankan bahwa perguruan tinggi harus menjadi wadah dialog dan ekspresi akademik yang sehat. Mahasiswa diharapkan dapat bebas berpendapat tanpa menyinggung martabat sesama dan tetap menjaga perbedaan. Dosen pun diharapkan mampu menjadi teladan dalam menjunjung tinggi kebebasan berpendapat, ungkapnya. Dekan Fakultas Dharma Acarya, Prof. Dr. Siti Zaenab, S.Ag., M.Pd., CIQaR., dalam sambutannya menyampaikan apresiasi atas dukungan penuh Kementerian Hak Asasi Manusia (Kemenham) Nusa Tenggara Timur (NTT) Wilayah Kerja Nusa Tenggara Barat (NTB). Seminar ini menjadi media untuk menambah wawasan sekaligus membentuk keterampilan dalam menggunakan hak kebebasan berpendapat secara bertanggung jawab, dalam waktu dekat kita juga akan melakukan MoU dengan Kemenham NTB. tegas Prof. Siti Zaenab. Sementara itu, Wakil Rektor I IAHN Gde Pudja Mataram, Dr. Joko Prayitno,S.Ag.,S.T.,M.Pd.H., menyampaikan harapannya agar kegiatan serupa dapat terus dikembangkan. Kerjasama ini penting agar penguatan HAM berdampak positif, khususnya bagi sivitas akademika, ungkap Dr. Joko Prayitno, S.Ag., S.T., M.Pd.H. Kegiatan seminar ini menghadirkan dua narasumber, dari Kemenham paparan disampaikan oleh Al Baehaqi, S.H., M.I.Kom. dengan materi Pedoman HAM bagi Masyarakat, dan dari Fakultas Dharma Acarya paparan disampaikan oleh Dr. I Wayan Agus Gunada, S.Pd.H., M.Pd. yang membawakan materi Hak Asasi, Demokrasi, dan Relevansinya dalam Pendidikan Tinggi. HAM adalah hak dasar yang harus dihormati dan dilindungi oleh semua pihak, baik pemerintah maupun masyarakat. Dengan memahami dan menjalankan peran masing-masing, kita dapat menciptakan Indonesia yang lebih adil, demokratis, dan sejahtera, dimana hak asasi setiap individu dihargai dan dilindungi sepenuhnya. Acara ditutup dengan harapan bersama agar penguatan kapasitas HAM tidak hanya menjadi diskursus akademik, tetapi juga praktik nyata dalam kehidupan kampus yang menjunjung kebebasan berekspresi dan demokrasi. By: A9

Image
Selasa, 23 September 2025
MENAG MINTA JAJARANNYA TIDAK AMBIL PUTUSAN SAAT EMOSI: MENILAI KINERJA ASN ATAS DASAR KINERJA TERBAIK, KONTRIBUSI, LOYALITAS DAN INOVASINYA PADA LEMBAGA

Selasa, 23 September 2025. Menag Nasaruddin Umar pimpin Breakfast Meeting. Jakarta (Kemenag) --- Menteri Agama Nasaruddin Umar memberi pesan khusus kepada jajarannya tentang pengendalian emosi. Pimpinan Kementerian Agama diminta untuk tidak mengambil keputusan saat dalam keadaan emosi. Menilai ASN atas dasar kinerja terbaik, kontribusi, loyalitas dan Inovasinya untuk lembaga. Pesan ini disampaikan Menag saat memimpin breakfast meeting secara hybrid, Selasa (23/9/2025). Rapat luring dipusatkan di kantor pusat Kementerian Agama, Jakarta. Hadir, Sekjen Kemenag Kamaruddin Amin bersama para pejabat eselon I, Staf Khusus Menteri Agama Bidang Kebijakan Publik, Media, dan Pengembangan SDM Ismail Cawidu, serta para pejabat Eselon II pusat. Ikut bergabung secara daring, para Dirjen, para Kepala Kanwil Kemenag Provinsi dan pimpinan Perguruan Tinggi Keagamaan Negeri (PTKN). Menag meminta para pimpinan untuk selalu bertindak dengan pertimbangan matang. Setiap keputusan tidak diambil dalam keadaan emosi. "Jangan sampai memberi hukuman saat emosi, jangan mengambil keputusan dengan emosi, entah itu senang, sedih, marah, perlu pertimbangan yang lebih dalam. Karena akan membawa penyesalan dan kerugian," pesannya. Menag juga minta para pimpinan untuk meninggalkan praktik-praktik yang bersifat subjektif dalam pengambilan keputusan. Jangan menilai atas dasar suka dan tidak suka, tetapi melihat kinerjanya, kontribusi dan loyalitasnya pada lembaga. Ia menekankan pentingnya membersihkan primordialisme dan keberpihakan, terutama dalam hal mutasi, rotasi, dan pelantikan pejabat. "Untuk pemberhentian atau penghukuman pegawai jangan seenaknya, jangan didramatisasi dengan subjektivitas, hukuman sewajarnya, bukan semaunya," ujarnya. Setelah hukuman dijatuhkan, Menag berpesan agar tidak ada pegawai kompeten yang disia-siakan. Ia menekankan pentingnya meninjau kembali kompetensi dan latar belakang pegawai tersebut. Setiap pegawai yang kompeten diberi kesempatan untuk berkarya, tanpa terjebak dalam situasi yang tidak produktif. "Pasca penghukuman, perlu ditinjau lagi kompetensi dan latar belakang pegawai, berikan haknya dan berdayakan kompetensinya", jelas Menag. Menag juga minta para Kepala Kanwil Kemenag Provinsi dan pimpinan PTKN untuk meningkatkan kolaborasi dengan pemerintah setempat. Ia mengingatkan bahwa pejabat tidak hanya bertindak sebagai simbol birokrasi, tetapi juga sebagai tokoh masyarakat. "Mohon kepada Kakanwil dan rektor, tingkatkan komunikasi dengan pejabat lokal/pemda, perlu tingkatkan kolaborasi dengan pemerintah setempat dalam efisiensi kinerja ini," tutupnya. Sumber: Humas Kementerian Agama RI Humas IAHN Gde Pudja Mataram By: P26

Image
Senin, 22 September 2025
IAHN GDE PUDJA MATARAM SERAHKAN BANTUAN KEPADA KELUARGA DHARMIKA, WUJUDKAN PENGUATAN MENTAL DAN AKTUALISASI SDGS

Mataram, 22 September 2025 - Institut Agama Hindu Negeri (IAHN) Gde Pudja Mataram melanjutkan rangkaian pengabdian masyarakat dengan menggelar kegiatan Kunjungan ke Keluarga Dharmika dalam Penguatan Mental sebagai Aktualisasi SDGs pada Senin (22/9) di Kota Mataram. Kegiatan ini berfokus pada pemberian bantuan sembako kepada para dharmika serta penguatan spiritual agar para dharmika tetap teguh sebagai umat Hindu seutuhnya. Kehadiran sivitas akademika IAHN Gde Pudja Mataram disambut hangat oleh keluarga dharmika, yang merasa diperhatikan tidak hanya secara jasmani melalui bantuan kebutuhan pokok, tetapi juga secara rohani melalui motivasi dan penguatan nilai-nilai dharma. Rektor IAHN Gde Pudja Mataram, Prof. Dr. Ir. I Wayan Wirata, A.Ma., S.E., M.Si., M.Pd., menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan lanjutan dari program-program sebelumnya yang mengaitkan kearifan lokal Hindu dengan agenda pembangunan global. Penguatan mental dharmika tidak bisa dilepaskan dari kebutuhan dasar mereka. Adanya bantuan secara nyata melalui sembako dan dukungan moral, artinya kita sedang mempraktikkan dharma sekaligus mendukung pencapaian SDGs, khususnya terkait pengentasan kemiskinan, kesehatan, kesejahteraan, dan pendidikan bermutu, ujar Prof. Wirata. Kunjungan ini menjadi kesinambungan dari seminar sehari sebelumnya yang bertajuk Penguatan Mentalitas Dharmika sebagai Aktualisasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Jika seminar tersebut menghadirkan diskusi akademis mengenai ketahanan mental dharmika, maka kegiatan kali ini lebih menekankan pada implementasi langsung di lapangan. Dengan demikian, IAHN Gde Pudja Mataram tidak hanya mengedepankan gagasan, tetapi juga menghadirkan aksi nyata yang dapat dirasakan langsung oleh masyarakat. Direktur Program Pascasarjana, Prof. Dr. I Wayan Ardhi Wirawan, S.Pd., S.Ag., M.Si., menambahkan bahwa kunjungan ini memperlihatkan sinergi antara aspek spiritual, sosial, dan kemanusiaan. Dharmika adalah bagian dari keluarga besar umat Hindu, hadir langsung di tengah mereka, kita menunjukkan bahwa dharma bukan sekadar wacana, melainkan tindakan nyata yang menyatukan kita dalam harmoni, jelas Prof. Ardhi. Kegiatan ini juga menegaskan konsistensi IAHN Gde Pudja Mataram dalam menghubungkan nilai-nilai agama Hindu dengan tujuan pembangunan berkelanjutan / sustainable development goals (SDGs). Melalui aksi sosial dan penguatan mental ini, kampus berhasil meneguhkan peran strategisnya dalam mendukung pembangunan berkelanjutan, sekaligus mempererat ikatan kekeluargaan dan kebersamaan di tengah masyarakat. By: A9

Image
Rabu, 10 September 2025
MAHASISWA IAHN GDE PUDJA MATARAM JALANI PKL DI 143 INSTANSI PEMERINTAH DAN SWASTA DI NTB, NTT, DAN BALI

Sebanyak 257 mahasiswa Institut Agama Hindu Negeri (IAHN) Gde Pudja Mataram mulai menjalani Praktik Kerja Lapangan (PKL) di 143 instansi pemerintah maupun swasta yang tersebar di NTB, NTT, dan Bali. Penyerahan mahasiswa dilakukan secara serentak hari ini oleh dosen pembimbing, Rabu (10/9/2025). Di NTB, mahasiswa ditempatkan di Kota Mataram, Lombok Utara, Lombok Tengah, dan Lombok Barat, termasuk di kawasan wisata Gili Meno. Di Bali, mahasiswa PKL di Kabupaten Jembrana, sedangkan di NTT berlokasi di Kota Kupang. Pelepasan resmi mahasiswa PKL telah dilakukan sebelumnya, Senin (8/9/2025), oleh Wakil Rektor Bidang Akademik, Kemahasiswaan, Kelembagaan dan Kerjasama, Dr. Joko Prayitno, S.Ag., S.T., M.Pd.H. Ia menekankan pentingnya mahasiswa menjaga etika dan profesionalisme. Citra saat PKL akan sangat memengaruhi peluang kerja. Apalagi di tengah tantangan perkembangan kecerdasan buatan (AI) yang mulai mengurangi kebutuhan tenaga kerja, pesannya. Ketua Panitia PKL, I Ketut Putu Suardana, M.I.Kom., melaporkan bahwa mahasiswa berasal dari tujuh program studi, yakni Manajemen Ekonomi, Ekonomi Hindu, Ilmu Komunikasi Hindu, Filsafat Agama Hindu, Hukum Agama Hindu, Hukum Adat, serta Pariwisata Budaya dan Keagamaan. Selain menjadi ajang penguatan kompetensi, PKL ini juga memperluas jejaring mahasiswa dengan dunia kerja, ungkapnya. Mahasiswa diharapkan mampu mengaplikasikan ilmu yang diperoleh di bangku kuliah sekaligus membawa citra baik kampus di tengah masyarakat guna mendukung visi unggul dan berdaya saing. By: PM

Image
Rabu, 10 September 2025
67 MAHASISWA IAHN GDE PUDJA MATARAM MENERIMA PEMBEKALAN PESERTA PENGENALAN LAPANGAN PERSEKOLAHAN (PLP)

Mataram, 25 Agustus 2025 Fakultas Dharma Acarya IAHN Gde Pudja Mataram menggelar kegiatan Pembekalan Pengenalan Lapangan Persekolahan (PLP) yang berlangsung di ruang pertemuan lantai 2 IAHN Gde Pudja Mataram mengambil tema Kegiatan Pengenalan Lapangan Persekolahan untuk Membentuk Calon Pendidik Masa Depan yang Kreatif, Adaptif dan Inklusif. Acara yang diikuti oleh 67 mahasiswa, 7 panitia, 4 tim monitoring, dan 18 dosen pembimbing ini resmi dibuka oleh Wakil Rektor Bidang Administradi Umum, Perencanaan dan Keuangan Dr. I Gusti Ayu Aditi, SH.,MH. Dalam sambutannya, Dr. I Gusti Ayu Aditi, SH.,M.H menekankan Bahwa PLP harus menjadi sarana dalam memberikan pengalaman bagi mahasiswa calon pendidik sehingga nantinya dapat menjadi pendidik profesionesional dan berkompetensi. ujarnya, mengingatkan para mahasiswa untuk benar-benar memanfaatkan kegiatan PLP sebagai sarana untuk menguatkan pengalaman nyata dalam proses menjadi calon pendidik. Ketua Panitia PLP, Dr. I Wayan Agus Gunada, S.Pd.H., M.Pd. dalam laporannya menjelaskan bahwa kegiatan PLP akan berlangsung sejak Agustus hingga bulan Desember 2025 pada 18 Lokasi di berbagai sekolah, termasuk SMA/K negeri dan Swasta, SMPN dan PAUD di Kota Mataram. Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan pengalaman praktis kepada para mahasiswa dalam menerapkan ilmu yang telah mereka peroleh selama studi. Mengusung tema adaptif, kreatif dan inklusi, diharapkan peserta PLP dapat beradaptasi dalam perkembangan dan dinamika proses pendidikan di sekolah, selain itu mahasiswa PLP dapat berinovasi dan kreatif dalam proses mengajar, dan harus memiliki kesadaran untuk memberikan akses dan layanan pendidikan yang sama dan setara terhadap karakteristik peserta didik yang berbeda. Para mahasiswa peserta PLP siap untuk segera terjun langsung ke lapangan, membawa nama baik IAHN Gde Pudja Mataram dan mempraktikkan langsung ilmu yang mereka pelajari dalam lingkungan pendidikan yang sesungguhnya sehingga memberi manfaat pada pendidikan di NTB. By: P26